Rabu, 07 Maret 2012

KELENJAR MAMMAE

A. PENDAHULUAN

Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.

Lobus anterior hipofisis adalah kelenjar yang menghasilkan bermacam-macam hormon yang bertugas meregulasi sekresi hormon-hormon kelenjar lain. Kelenjar-kelenjar berikut ini bekerja di bawah pengaruh hipofisis: gonad, adrenal, tiroid dan mammae. Sedemikian luasnya peran hipofisis membuat kelenjar ini mendapat julukan “Master of Gland”. Meskipun demikian, hipofisis anterior tetap di bawah kontrol hipotalamus yang diperankan oleh parvocellular neurosecretory cells di zona paraventrikuler.

Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis lobus anterior dan efek yang ditimbulkannya:

Hormon

Target

Efek

Follicle-stimulating hormone (FSH)

Gonad

Ovulasi, spermatogenesis

Luteinizing hormone (LH)

Gonad

Ovulasi, maturasi sperma

Thyroid-stimulating hormone (TSH) atau thyrotropin

Tiroid

Sekresi tiroksin (meningkatkan metabolisme)

Adrenocoticotropic hormone (ACTH) atau corticotrophin

Korteks adrenal

Sekresi kortisol

Growth hormone (GH)

Semua sel

Stimulasi sintesa protein

Prolaktin

Mammae

Produksi dan sekresi air susu

Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya. Mammalia terdiri atas 26 ordo dengan 3 kelompok utama:

- Mammalia bertelur (Protheria) , bertelur atau ovipar.

Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur, setelah menetas menghisap susu dari rambut induknya karena tidak memiliki puting susu. Contoh ordo monotremata adalah platipus (Ornithoryncus anatinus) dan echidna.

- Mammalia berkantong (Methatheria)

Melahirkan anaknya saat embrio pada tahap awal sehingga masa kehamilan singkat. Anak yang berukuran sebesar lebah madu dilahirkan setelah fertilisasi. Contoh ordo Marsutapialia adalah kangguru (Macropus sp), koala (Phascolarctos cinereus).

- Mammalia berplasenta (Eutheria)

Melahirkan anaknya setelah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta disebut mammalia berplasenta.

Tergolong mammalia berplasenta antara lain: ordo insektivora, ordo chiropter, ordo lagomorpha, ordo perissodactyla, ordo artiodatyola, ordo primata contohnya beruk (Maca sp), lutung jawa (Trachypithecus sp), manusia (Homo sapiens).

B. PEMBAHASAN

Mammalia berasal dari kata mammae (bahasa Latin) yang berarti susu. Mammalia suatu kelas dari hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki kelenjar susu untuk menyusui anak yang baru dilahirkan atau anak yang masih kecil. Kelenjar susu (mammae) terdapat didaerah perut atau dada. Ciri-ciri lain mamalia selain kelenjar susu memiliki 3 tulang telinga tengah, yaitu landasan martil dan sanggurdi. Semua mamalia berambut, pada paus dan lumba-lumba rambut ada pada tahap tertentu. Fungsi rambut yaitu sebagai insulasi pertukaran panas dengan lingkungan, sebagai indra peraba, sebagai pelindung dari gesekan atau pertahanan, sebagai penciri kelamin. Ciri lain geligi dengan berbagai bentuk dan ukuran, rahang bawah tersusun atas 1 tulang, bernafas dengan paru-paru, jantung ruang empat, diafragma membantu pernafasan.

Mammalia terkecil seperti kelelawar kecil (Craseonycteris thonglongyui) dengan berat 3 gram, sedangkan mammalia terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) panjang 27 meter dengan berat 190 kg.

1. Struktur Kelenjar Mammae

Kelenjar mammae merupakan kelenjar kulit khusus, yang terletak di bawah kulit. Prolaktin, estrogen, progesteron, hidrokortison dan insulin meningkatkan komponen-komponen penyusun kelenjar mammae.

a. Anatomi

Struktur dasar kelenjar mammae atau payudara hampir sama pada semua mamalia walaupun terdapat variasi yang luas dalam hal jumlah, ukuran, lokasi dan bentuk kelenjar mammae. Struktur anatomi payudara secara garis besar tersusun dari jaringan lemak, lobus dan lobulus (setiap kelenjar terdiri dari 15-25 lobus) yang memproduksi cairan susu, serta ductus lactiferous yang berhubungan dengan glandula lobus dan lobulus yang berfungsi mengalirkan cairan susu, di samping itu juga terdapat jaringan penghubung (konektif), pembuluh darah dan limphe node. Lobulus dan duktus payudara sangat responsif terhadap estrogen karena sel epitel lobulus dan duktus mengekspresikan reseptor estrogen (ER) yang menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi, perkembangan kelenjar payudara, dan mammogenesis.

Sebuah saluran langsung melalui puting merupakan perjalanan aliran susu yang telah diproduksi dan disimpan di kelenjar mammae. Walaupun bersatu, namun setiap kelenjar adalah unit-unit yang terpisah. Jumlah kelenjar mammae dan posisinya pada tubuh spesifik. Sebagai contoh, manusia memiliki jumlah dan letak kelenjar mammae yang khas. Sapi memiliki empat kelenjar (quarter), masing-masing mempunyai ambing atau puting di bagian luar, sedang pada babi biasanya memiliki 10 atau lebih kelenjar mammae.

b. Morfologi

Kelenjar mammae dapat dibagi menjadi jaringan yang mensupport dan jaringan yang terlibat dalam sintesa dan transportasi susu. Struktur jaringan yang menunjang/mensupport adalah kulit, ligamen dan jaringan konektif. Support yang utama berasal dari ligamentum suspensory lateral yang tidak elastis dan ligamentum suspensorymedian yang elastis. Jaringan konektif terbagi dalam sintesa susu dan system transportnya ke beberapa bagian. Bagian yang paling besar disebut lobus.

Lobus ini terbagi pula atas beberapa lobulus yang lebih kecil. Supplay darah yang cukup kepada kelenjar mammae sangat diperlukan untuk produksi susu. Nutrient yang dimanfaatkan dalam sintesa susu, berasal dari darah. Kira-kira 400 volume darah harus mengalir ke dalam kelenjar mammae untuk mensintesa 1 volume susu. Supplay darah yang utama untuk kelenjar mammae pada sapi, kuda, domba dan kambing adalah dari arteri pudic eksterna. Pada babi, kelenjar mammae disuplay oleh arteri pudic eksterna dan arteri thoracisekstern. Arteri-arteri yang mempenetrasi cabang-cabang kelenjar mammae dan mengikuti jaringan konektif inilah yang membentuk lobus dan lobulus.

Alveoli dikelilingi oleh sebuah network dari kapiler- kapiler arteri yang mentransfer nutrient yang digunakan dalam sintesa susu. Network sel-sel myoepithelial meliputi seluruh permukaan alveoli dan pembuluhpembuluh kecil yang mengaliri lobulus. Sel-sel tersebut lembut, berfungsi seperti otot tetapi berasal dari ectodermal bukan mesodermal. Sel-sel tersebut berasal sari sel-sel epithelial. Sel-sel myoepithelial adalah jaringan kontraktil yang memegang peran penting dalam milk ejection/milk let down (pengeluaran susu).

Gambar 1. Struktur Payudara Manusia yang Matang dan Jaringan Penyusun

Description: D:\My Documents\My Pictures\mammae pic..jpgDescription: D:\My Documents\My Pictures\images.jpg

Gambar 2. Struktur Kelenjar Payudara Manusia Tampak Depan

Gambar 3. Struktur Kelenjar Payudara Manusia Tampak Samping

Description: http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/09/9a.jpg

c. Histologi Kelenjar Ambing

Struktur kelenjar ambing tersusun dari jaringan parenkim dan stroma (connective tissue). Parenkim merupakan jaringan sekretori berbentuk kelenjar tubulo-alveolar yang mensekresikan susu ke dalam lumen alveolus. Lumen alveolus dibatasi oleh selapis sel epitel kuboid. Lapisan sel epitel ini dikelilingi oleh sel-sel myoepitel yang bersifat kontraktil sebagai responnya terhadap hormon oxytocin dan selanjutnya dikelilingi oleh stroma berupa jaringan ikat membrana basalis.

Pembuluh darah dan kapiler terdapat pada jaringan ikat di antara alveolus ini. Beberapa alveolus bersatu membentuk suatu struktur lobulus dan beberapa lobulus bergabung dalam suatu lobus yang lebih besar. Penyaluran susu dari alveolus sampai ke glandula sisterna melalui suatu sistem duktus yang disebut ductus lactiferus (Hurley, 2000).

Sel yang melapisi alveolus bervariasi penampilannya, tergantung aktivitas fungsionalnya. Pada keadaan kelenjar tidak laktasi, sel berbentuk kuboid. Bila aktif menghasilkan sekret (susu), selnya berbentuk silindris. Jika susu dicurahkan ke dalam lumen, meregang, sel-sel kembali berbentuk kuboid dengan ukuran yang jauh lebih besar dan sel-sel penuh berisi sekret. Sel-sel sekretoris alveolus kaya akan ribosom, kompleks golgi dan droplet lemak serta banyak memiliki vakuola sekretoris. Glandula Mammae merupakan derivatif sel epitel.

d. Susunan kelenjar mammae

Setiap glandula mammae memiliki satu puting dengan dua saluran yang menerima aliran dari daerah sekretoris yang terpisah pada masing-masing glandula. Glandula mammae dapat dibagi menjadi:

1. Jaringan-jaringan penunjang

2. Jaringan-jaringan yang terlibat dalam sintesis dan pengangkutan air susu.

Struktur-struktur penunjang adalah: kulit, ligamenta dan jaringan ikat. Penunjang utama berasal dari : ligamentum suspensorius lateralis. Berada diluar ambing tepat di bawah kulit juga mengirimkan lamella ke dalam ambing, lamella-lamella ini melanjutkan diri dengan kerangka interstitial ambing sehingga penunjang menjadi bertambah. Ligamentum suspensorius medialis membentang longitudinal diantara dua bagian ambing dan menyatu pada abdomen karena elastisnya, ligamentum ini teregang ketika ambing terisi dengan air susu.

Peranan kulit dalam menunjang glandula mammae kecil artinya jika dibandingkan dengan ligamentum suspensorius lateralis dan ligamentum suspensorius medialis. Jaringan ikat membagi sistem sintesis dan transport air susu menjadi beberapa bagian-bagian yang lebih besar adalah lobi (lobus). Lobi dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang disebut lobuli (lobulus). Tiap lobulus memiliki satu ductus. Lobus berisi 150-225 alveoli.

Alveoli (alveolus-alveolus) merupakan struktur-struktur serupa kantong kecil yang berbentuk sferik atau bulat alveoli mempunyai suatu lumen dan dibatasi dengan sel-sel epithel Sel-sel epithel ini merupakan unit-unit sekresi air susu di dalam glandula mammae. Lebih dari setengah dari semua air susu yang tersimpan di dalam glandula mammae akan disimpan di dalam lumen alveoli. Sisanya akan disimpan di dalam ductus-ductus (ducti) yang berasal dari lobuli dan lobi.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Mammae

Perkembangan glandula mammae dapat dibagi menjadi empat fase ; (1) . perkembangan embrio, (2) perkembangan fetus, (3) perkembangan selama kebuntingan, (4) perkembangan periode pertumbuhan postnatal.

Periode embrional dan foetal jaringan sekretoris kelenjar mammae berkembang dari ektoderm dan satu tanda perkembangan kelenjar mammae adalah dua garis sejajar pada permukaan ventral, di sebelah caudal umbilicus. Garis mammae tersebut terdiri dari beberapa lapisan sel yang berasal dari lapisan malpighi pada ektoderm. Melalui beberapa interval garis mammae, berproliferasi lebih lanjut dan membentuk pucuk-pucuk mammae.

Periode postnatal pada umumnya, perkembangan mammae dipengaruhi oleh pertumbuhan berat badan. Perkembangan tersebut terdiri dari penyebaran sisitim saluran, deposisi lemak, dan peninggian jumlah jaringan ikat. Jaringan ikat kelenjar mengalami perubahan-perubahan siklik selama siklus birahi yang berhubungan dengan, tetapi ketinggalan, perubahan pada corpus lutium. Selama siklus birahi yang berulang ini terdapat pertumbuhan sistem saluran tetapi tidak ada perkembangan alveoli.

Kelenjar mammae manusia merupakan struktur tubuloalveolar yang letaknya radier menjauhi puting. Payudara menjadi rudimenter dan hampir seluruhnya terdiri atas ductus lactiferus, saat lahir. Walaupun payudara tersebut dapat mensekresikan beberapa tetes susu, yang disebut “ withces milk”, fungsi sekretorik ini hanya sebentar saja dan payudara cepat menjadi tenang sampai pubertas.

Pada laki-laki setelah pubertas kelenjar ini tidak tumbuh lagi, sedangkan pada wanita kelenjar ini tumbuh pesat saat pubertas. Pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae merupakan suatu seri peristiwa yang melibatkan interaksi berbagai macam tipe sel yang berbeda yang dimulai sejak kelahiran dan terus berlangsung di bawah pengaruh siklus menstruasi dan proses gestasi. Rangkaian peristiwa tersebut diatur oleh interaksi yang kompleks antara berbagai hormon steroid dan faktor pertumbuhan, baik dari sel yang berdekatan dengannya maupun dari komponen dalam lingkungan sel tersebut (faktor pertumbuhan). Stimulasi tersebut akan mempengaruhi perubahan morfologi dan metabolismenya.

Perkembangan pertama pada embrio terlihat adanya mammary band yaitu area sel-sel epithelial yang kecil dan tebal, yang pada sapi dapat terlihat kira-kira pada umur 30 hari. Kelenjar mamme ini berasal dari ektodermal. Pada tahap perkembangan selanjutnya adalah garis mammae (mammary line), pusat mammae (mammary crest), tonjolan mammae ( mammary hillock) dan pucuk mammae (mammary bud). Pucuk atau kuncup mammae ini dapat terlihat pada bagian awal periode fetus. Pada sapi, pucuk mammae dapat ditemukan di bagian tengah garis ventral dari embrio dan selanjutnya tumbuh ke bagian depan dan belakang quarter. Sedikit bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan mammae embrional ini dibawah kontrol hormonal.

Pucuk/kuncup mammae ini terlihat pada kedua jenis embrio jantan dan betina maka hal ini juga sebagai tanda awal dari pola perkembangan kelenjar jantan dan betina. Pada individu betina, tahap pucuk mammae ini diikuti dengan perkembangan puting. Kecambah primer (primary sprout) akan membentuk jaringan mammae fetus pada tiga bulan kebuntingan. Kecambah primer ini merupakan awal jaringan sekresi susu terbentuk. Sebelum akhir masa kebuntingan kecambah sekunder dan tertier juga terbentuk. Pengaturan pada fase ini belum sepenuhnya dimengerti, namun ada bukti adanya pengaruh endokrin. Prolaktin yang bekerja sinergis dengan insulin, hormone steroid dari cortex adrenal dan progesterone adalah hormon-hormon yang mungkin menstimulasi perkembangan ini.

Konsentrasi progesteron tinggi sepanjang masa kebuntingan. Walaupun lebih tinggi pada awal kebuntingan, sementara konsentrasi estrogen lebih tinggi pada akhir masa kebuntingan yaitu pada periode pertumbuhan terbesar dari kelenjar mammae. Kedua hormone tersebut adalah sebagai regulator yang penting bagi perkembangan fungsi jaringan mammae yang potensial untuk sekresi susu. Setelah kebuntingan, perkembangan mammae akan berlanjut, dengan kecepatan perkembangan yang tinggi pada akhir masa kebuntingan, yang pararel dengan kecepatan pertumbuhan fetus.

Setelah lahir, mammae tumbuh terus dengan kecepatan tumbuh seperti umumnya pertumbuhan badan sampai kira-kira umur 3 bulan. Dari umur tiga bulan sampai sebelum pubertas, kecepatan tumbuh mammae lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan badan. Growth hormone terlibat sebagai regulator pada pertumbuhan ini. Setelah pubertas, kelenjar mammae akan dihadapkan pada siklus yang membutuhkan peningkatan estrogen dan progesterone. Efek dari estrogen adalah pada perkembangan pembuluh, sedang progesterone menstimulus perkembangan lobulus.

3. Laktogenesis

Kelenjar susu secara normal digolongkan sebagai suatu kelenjar pelengkap sistem reproduksi, karena hubungannya yang erat dan hormon-hormon dan fungsi-fungsi reproduksi. Sekresi kelenjar susu menjamin imunitas pasif dan menyediakan makanan untuk anak yang baru lahir. Selama masa kebuntingan terjadi proliferasi saluran-saluran mammae dan alveoli dibawah pengaruh hormon progesteron dan estrogen dari ovarium dan plasenta. Pada bulan kelima pertumbuhan tenunan sekretoris hampir sempurna. Selama pertengahan terakhir masa kebuntingan terjadi hipertropi seluler dan sekresi yang terbatas.

Pertumbuhan kelenjar susu dan laktasi terutama berada di bawah pengaruh hormon, syaraf-syaraf vasomotorik di dalam puting susu dan di dalam kulit ambing memegang peranan tidak langsung pada sekresi air susu. Dengan jalan menstimulir kelenjar hypofisa maka akan dilepaskan hormon prolaktin. Hormon prolaktin ini penting untuk memulai dan mempertahankan laktasi dan melepaskan oxytoxin yang perlu untuk ”Let-Down” atau penurunan air susu. Syaraf vasomotor mungkin memainkan peranan tak langsung pada sekresi susu dengan mengatur suplai darah kekelenjar susu. Estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan plasenta bekerja sama untuk pengembangan kelenjar susu. Progesteron menyebabkan pertumbuhan lebih lanjut sistem saluran dan perkembangan alveolar.

Sel epitel alveolus yang memproduksi susu merupakan sel yang terpolarisasi dan sangat berdeferensiasi yang berfungsi mengakumulasi, mensintesis, mengemas, dan mengeluarkan komponen-komponen air susu. Setidaknya empat jalur transeluler dibutuhkan untuk pembentukan air susu yang sesuai di dalam alveolus payudara. Jalur yang pertama meliputi sekresi kation monovalen dan air. Jalur yang kedua, transpor immunoglobulin yang dimediasi reseptor. Jalur yang ketiga, sintesis dan transpor lemak susu. Jalur yang keempat, eksositosis vesikel sekretorik yang mengandung protein susu spesifik, kalsium, fosfat, sitrat dan laktosa. Jalur paraseluler imunoglobulin seperti IgA, plasma protein, dan leukosit dapat bergerak di antara sel alveolar yang telah kehilangan persambungan erat (tight junction).

Laktasi terjadi pada waktu kelahiran bersamaan dengan penurunan kadar progesteron dan estrogen dalam darah dan meningkatkan kadar prolaktin atau hormon laktogenik dari kelenjar hipofisa. Prolaktin perlu untuk memulai sekresi air susu dan mempertahankan laktasi. Peningkatan kadar prolaktin didukung oleh stimulasi mammae melalui penghisapan dan penyingkiran kolestrum dan air susu dari alveoli kelenjar susu.

4. Fungsi Kelenjar Mammae

Laktasi merupakan karakteristik yang spesifik bagi mamalia. Susu adalah produk yang dihasilkan oleh glandula mammae dan merupakan nutrisi bagi anaknya untuk mendapatkan imunitas pasif. Susu mempunyai susunan kimia yang kompleks. Konstituen utamanya adalah air yaitu sebesar 46 – 90 %. Komposisi susu juga bervariasi tergantung spesies Komponen utama lainnya adalah protein, lemak dan laktosa. Susu juga merupakan sumber berbagai mineral seperti Ca, Mg dan P serta berbagai vitamin. Air susu yang pertama keluar setelah proses kelahiran mengandung maternal immunoglobulin atau antibody yang dapat bertindak sebagai imunitas terhadap penyakit, disebut kolostrum.

Protein dan lemak merupakan komposisi penting pada susu. Protein dalam susu disebut casein. Casein ini hadir dalam berbagai bentuk pada spesies yang berbeda. Molekul casein beragregasi membentuk ikatan disebut micelles, dan distabilkan oleh komponen lain yaitu Ca, Phosphate, Citrat dan lain-lain. Casein terdiri dari berbagai asam amino. Casein mengandung asam amino yang dibutuhkan oleh manusia, oleh karena itu susu merupakan nutrisi yang tinggi kualitas proteinnya. Sementara lemak hadir sebagai globul-globul kecil dekat dengan membrane yang berasal dari sel-sel yang mengeluarkannya yaitu membrane globul lemak susu.

Tabel 1. Komposisi Susu Sapi dan Beberapa Spesies Lain

Komponen

Sapi

Kambing

Manusia

Domba

Kuda

Babi

Air

87,70

86,0

88,2

81,3

89,9

81,9

Lemak

3,61

46

3,3

3,3

1,2

6,8

Laktosa

4,65

4,2

6,8

6,8

6,9

5,5

Protein

N X 6,38

3,29

4,4

1,5

1,5

1,8

5,1

Abu

0,75

0,8

0,2

0,2

0,3

0,7

Sumber : Pearson, D.1971. Dalam Lestari. 2006.

Pada dasarnya air susu merupakan emulsi lemak dalam fase cairan yang isotonik dengan plasma. Air susu manusia yang telah matang mengandung 3-5% lemak, 1% protein, 7% laktosa, 0,2% mineral, serta memberikan kalori sebesar 60-75 kkal/dL. Kelompok lemak utama pada air susu manusia adalah trigliserida. Protein-protein yang utama pada air susu manusia adalah kasein, α laktoalbumin, laktoferin, imunoglobulin A, lisozim, dan albumin. Mineral yang dikandung meliputi natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor dan klorida dan beberapa hormon peptida (Heffner, L. J & D. J. Schust. 2006).

Susu diproduksi oleh glandula mammae dari kumpulan sel-sel epithelial sekretori yang spesifik. Sel-sel ini membentuk struktur yang disebut alveoli. Sel-sel alveoli dikelilingi oleh sel-sel kontraktil yang disebutt sel-sel myoepithelial. Sel-sel berkontraksi sebagai respon dari hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary yaitu oxytocin. Kelenjar mammae adalah kelenjar eksokrin dimana sekresi eksternal dari alveoli dialirkan melalui system pembuluh ke puting yang dapat dihisap oleh anaknya. Kelenjar mammae ini adalah perkembangan dari kelenjar keringat. Spesies yang penting secara ekonomi sebagai penghasil susu adalah ruminansia seperti domba, sapi dan kambing. Unta merupakan ternak perah yang penting di timur tengah, sedangkan susu kuda banyak digunakan sebagai susu fermentasi atau yoghurt yang banyak dikonsumsi di Asia.

Tiga alasan mengapa ternak ruminansia diperuntukkan sebagai penghasil susu adalah : (1) Mereka dapat merubah rumput dan hijauan yang tidak kita konsumsi sebagai sumber pakan ke dalam susu, nutrisi yang dapat kita konsumsi. Hal ini dapat terjadi berkat adanya fermentasi mikroba dalam rumennya. (2) Memiliki pembuluh puting yang dapat memfasilitasi pengeluaran susu. (3) Memproduksi susu dalam jumlah besar secara efisien.

5. Kelainan Pada Kelenjar Mammae

Kanker payudara dapat tumbuh dimana saja pada kelenjar mammae. Tumor biasanya dikelompokkan berdasarkan asal selnya. Kerentanan kelenjar payudara terhadap tumorigenesis dipengaruhi oleh perkembangan normal dari kelenjar itu sendiri yang dikarakterisasi dengan berbagai perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel payudara.

Penelitian menunjukkan bahwa sistem endokrin yang mengontrol perkembangan payudara mempengaruhi risiko terjadinya kanker payudara. Keseimbangan antara proliferasi, diferensiasi dan kematian sel-sel kelenjar payudara berperan penting dalam proses perkembangan tersebut. Estrogen merupakan suatu hormon steroid yang memberikan karakteristik seksual pada wanita, mempengaruhi berbagai organ dan jaringan di antaranya terlibat pada regulasi proliferasi sel dan diferensiasi baik pada wanita atau pria. Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan deposit lemak pada payudara. Diduga paparan yang berlebihan dari estrogen endogen dalam fase kehidupan perempuan berkontribusi dan mungkin merupakan faktor penyebab terjadinya kanker payudara.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh lebih tinggi. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim. Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker.

Pada umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial, sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan sebagai karsinoma (keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu keganasan yang berangkat dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara. Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu in situ karsinoma dan invasive karsinoma. Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal akan rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu menginvasi jaringan di sekitarnya menjadi sel metastatik .

Kanker payudara pada umumnya berupa ductal breast cancer yang invasif dengan pertumbuhan tidak terlalu cepat. Kanker payudara sebagian besar (sekitar 70%) ditandai dengan adanya gumpalan yang biasanya terasa sakit pada payudara, juga adanya tanda lain yang lebih jarang yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi, pembesaran dan rasa gatal pada bagian puting, juga secara keseluruhan timbul kemerahan, pembesaran dan kemungkinan penyusutan payudara. Sedangkan pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang, penyakit kuning atau bahkan pengurangan berat badan.

Sel kanker payudara dapat tumbuh menjadi benjolan sebesar 1 cm2 dalam waktu 8-12 tahun. Pada tumor yang ganas, benjolan ini bersifat solid, keras, tidak beraturan, dan non mobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema kulit, kemerahan, dan rasa panas pada jaringan payudara. Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.

Hormon tampaknya juga memegang peranan penting dalam terjadinya kanker payudara. Estradiol dan atau progresteron dalam daur normal menstruasi meningkatkan resiko kanker payudara. Hal ini terjadi pada kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen, dimana memang 50 % kasus kanker payudara merupakan kanker yang tergantung estrogen. Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

C. KESIMPULAN

Struktur anatomi kelenjar mammae secara garis besar tersusun dari jaringan lemak, lobus dan lobulus (setiap kelenjar terdiri dari 15-25 lobus) yang memproduksi cairan susu, serta ductus lactiferous yang berhubungan dengan glandula lobus dan lobulus yang berfungsi mengalirkan cairan susu, di samping itu juga terdapat jaringan penghubung (konektif), pembuluh darah dan limphe node. Sel-sel alveoli dikelilingi oleh sel-sel kontraktil yang disebut sel-sel myoepithelial.

Susu adalah produk yang dihasilkan oleh glandula mammae dan merupakan nutrisi bagi anaknya untuk mendapatkan imunitas pasif. Susu mempunyai susunan kimia yang kompleks. Konstituen utamanya adalah air yaitu sebesar 46 – 90 %. Komposisi susu juga bervariasi tergantung spesies. Komponen utama lainnya adalah protein, lemak dan laktosa. Susu juga merupakan sumber berbagai mineral seperti Ca, Mg dan P serta berbagai vitamin.

Air susu yang pertama keluar setelah proses kelahiran mengandung maternal immunoglobulin atau antibody yang dapat bertindak sebagai imunitas terhadap penyakit, disebut kolostrum. Kerentanan kelenjar payudara terhadap tumorigenesis dipengaruhi oleh perkembangan normal dari kelenjar itu sendiri yang dikarakterisasi dengan berbagai perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel payudara.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, A. et. a l. 1995. Pengaruh Akupuntur Terhadap Poduksi Air Susu

Ibu. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 105. FK UI. Diakses 14

Nopember 2009.

Duval, J. 1997. Treating Mastitis Without Antibiotics Ecological Agriculture

Projects . http; // www, eap mc gill. ca // Publications / EAP 69 htm.

Diakses 17 Nopember 2009.

Eni, F. 2009. Sistem Reproduksi Betina. http: /1 bp. Blogspot. Com/9 BICAF

jp Rb U/sha Y 4 mtepol / AAAAAAA jc/ K2q Rt4 / S 320 / E S 2.

Diakses 3 Desember 2009.

Hefner, L. J & D. J. Schust. 2006. At Glance Sistem Reproduksi . Jakarta :

Erlangga.

Hurley ,W.L & D.E .Morin. 2000. Mastitis Lesson A Lactation Biology. ANSCI

308. http: // classes aces uinc. Edu/ Anscei 308/ 17 Nopember 2009.

Hurley, WL . 2000. Mammary Tissue Organization Lactatition Biology. ANSCI

308. http: // classes aces uinc. Edu/ Anscei 308/ 17 Nopember 2009.

Lestari, T.D. 2006. Laktasi Sapi Perah Sebagai Lanjutan Proses Reproduksi.

Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Diakses 14 Nopember 2009.

Suroyo, et.al. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : Tarity Samudra

Berlian.

Syarif, A. 2009. Fibroadenoma Mammae. Faculty of Medicine Gadjah

Mada University 5. Nida juwita. Noprep 681107/ Fibroadenoma

mammae : FK UKM. Diakses 14 Nopember 2009.

Tembayong , J & S. Wonodirekso. 1990. Buku Ajar Histologi ( Terjemahan)

Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar